Kamis, 25 Agustus 2011

PESAN SAHABAT

       Karya : Graciella Eunike Satriyo

            Hai, kenalkan, namaku Gabriella Riziella, bisa dipanggil Gabriella. Sekarang usiaku 12 tahun dan sudah duduk di kelas 7, di SMP Sweet School. Aku sangat bangga bisa masuk di SMP Sweet School, karena SMP Sweet School adalah sekolah favorit di daerahku . Hobiku ? Hobiku membuat banyak cerpen, yang sebenarnya belum tentu semua jadi, tapi aku sudah meraih banyak prestasi membuat cerpen anak - anak. Ciri – ciriku, tidak terlalu kurus, cantik, pintar, lucu, imut, itu menurutku, mungkin jika kamu melihatku kamu akan terkagum – kagum, haha .


            Kukenalkan juga sahabatku, namanya Imelda, nama lengkapnya Imelda Natasya. Dia sahabatku yang paling baik, hobinya belajar, anaknya sih pintar, tapi takut sama semut. Warna kesukaannya ungu dan yang tidak ia suka ialah hitam, karena menurutnya hitam itu hantu, khayalan. Dia tinggi, kurus dan sangat cantik, tapi jika bertemu dengannya jangan sekali – sekali meminta nomer HP-nya, bisa – bisa dia marah besar .

            Pagi yang indah dengan hawa yang dingin, itu yang kurasakan pagi ini, dengan semangat, aku berangkat sekolah .Setibanya di sekolah, aku disambut manis oleh semua temanku. “ Halo Gab, apa kabar ? “ sapaan itu selalu aku dengar setiap hari, dan hanya aku satu – satunya yang selalu mendapatkan sapaan itu. Katanya sih karena aku ratu kelas, entah dari mana aku mendapat julukan itu .

            Hari ini di sekolah aku mendapatkan pelajaran biologi, fisika, kimia, sejarah, dan geografi, sekumpulan pelajaran yang paling aku benci, kamu tahu kenapa ? Karena banyak yang harus dihafal, sehingga membuat otakku berputar tanpa henti. Namun aku punya prinsip untuk tidak boleh putus asa sebelum berusaha, keren kan !

            “ Gabriella ! “ teriak seseorang sambil memukul pundakku. “ Aw, sakit tahu ! Oh, Geizya, kenapa ? Ada apa ? “ kataku kepada seseorang yang ternyata Geizya Veronica. “ Cepat turun dan berbaris di halaman, beritahu teman – teman yang lain juga,  jangan menunggu Imelda lagi ! “  katanya. Geizya Veronica memang anak yang galak dan suka main perintah, aku sih jarang di perintah, hanya sesekali saat akan baris, tapi teman – temanku yang lain sangat sering, sampai aku kasihan pada mereka. “ Iya, “ jawabku singkat .

            Huh, ternyata capai juga naik turun tangga, tapi tidak apa, biar aku tambah kurus. “ Halo Gab, maaf agak telat, tadi ban motorku bocor, “ kata Imelda yang  tiba – tiba ada di sebelahku. “ Oh “ jawabku sangat singkat. Dia hanya diam dan membuka buku yang selalu ia baca setiap hari yaitu buku sejarah, buku yang paling membosankan menurutku. Pelajaran pun dimulai, kami belajar dengan tenang dan tertib.

            Setelah 120 menit belajar, waktu yang aku tunggu – tunggupun tiba yaitu istirahat. Jam istirahat hanya sekali karena kami pulang pukul 10.30. “ Gab, ke ruang perpustakaan yuk ! “ kata Imelda. Aku langsung menyetujui permohonannya. Tapi ya begitu, sampai disana yang dibuka adalah buku sejarah, sedangkan aku membuka novel. Ya, lumayan untuk menambah wawasan bahasaku, dan juga tidak membuatku pusing. Sayangnya baru membaca dua lembar bel masuk berbunyi, aku harus mempersiapkan diri memutar otakku lagi .

            Seperti anak kecil, saat berbunyi bel pulang sekolah, semua pada berteriak tanpa sebab, itulah kelasku. Kebetulan ini hari Sabtu, aku akan pergi ke rumah Imelda, mau main sebentar. “ Nanti aku ke rumahmu ya, Mel, “ kataku pada Imelda. “ Siap ! makan, minum, camilan, buah dan mainan sudah tapi diriku belum tentu, “ jawabnya sambil melawak. “ Ah, gitu dah, ada aja bercandanya, “ jawabku pelan.“Hahaha, sip deh ! “ Imelda memang anak yang lucu dan seru, makanya aku senang dengan dia, satu lagi, dia bisa mengerti perasaan sahabatnya, dan tidak mudah tersinggung, tidak mudah mencari sahabat sepertinya.

            Jarum pendek tepat menunjuk angka 1 dan jarum panjang diangka 6. Aku segera bergegas menuju rumah Imelda. Aku diantar bundaku yang sangat cantik dan baik. “ Ayo nak, cepatlah ! ” kata bunda dari dalam mobil. “ Iya bunda, “ jawabku . Sampainya di rumah Imelda, aku disambut manis olehnya, dia anak yang sangat ramah pada semua orang. “ Imelda, kita mau main apa ? “ tanyaku. “ Main tinju, “ jawabnya iseng sambil unjuk gigi dihadapanku. “ Ih, kitakan perempuan. Hmm, belajar aja yuk, “ ajakku. Diapun menyetujuinya. Tetapi tidak lama belajar, HP-ku berbunyi. “ Halo, iya bunda, ada apa ?“ sapaku.“ Nak, maaf bunda memberitahukannya mendadak, karena bunda memang baru mengetahuinya, besok kita harus pindah ke Amerika, karena ayah dipindah tugaskan, maaf ya nak, sekarang kamu boleh bermain bersama Imelda sampai jam 08.30, oke ! “ jelasnya panjang. “ Tapi bunda, aku tidak mau pindah, “ jawabku sedih. “ Tapi ini wajib nak, sudah ya, nanti kalau kamu sudah pulang, bunda jelaskan lagi, “ kata bunda. “ Iya bunda, “ aku langsung menutup HP lipatku. Aku meneteskan air mata dan tidak bisa kutahan lagi.“ Kenapa, Gab ? “ tanya Imelda. “ Besok aku harus pindah ke Amerika ! Kamu mendengarnya bukan ? Amerika ! Aku tidak mau Imelda, “ jawabku. “ Yah, terus gimana dong ? Kita tidak bisa bertemu lagi, tapikan kamu senang bisa pindah ke Amerika ? “ aku diam sejenak, berfikir apa yang harus kukatakan lagi. “ Iya sih, tapi aku memiliki dua masalah, “ kataku. “ Masalah apa ? “ tanya Imelda. “ Yang pertama aku tidak mau kehilangan kamu, dan yang kedua aku tidak bisa berbahasa Inggris, “ kataku sambil menatap Imelda. Kami tertawa serentak, lalu Imelda berkata, “ Walaupun kamu pergi kamu tetap ada di hatiku, kita sahabat selamanya, “ aku tersenyum dan meneteskan air mataku lagi mendengar kata manisnya itu. “ Iya, kamu adalah sahabatku yang terbaik. “ Oh, indahnya persahabatan . Aduh hatiku tetap gusar, tapi.., aku harus bisa menerimanya ! Karena ini pasti jalan yang terbaik untukku dan keluargaku. Aku harus menikmati hari terakhir ini . 

Aku melihat arlojiku. Oh, tidak ! sudah pukul delapan. Waktuku tinggal tiga pulih menit.“ Imelda, waktuku hanya tiga puluh menit lagi, “ kataku sambil meneteskan air mata. “ Sudahlah,  suatu saat nanti kita pasti akan bertemu kembali, “ katanya. “ Imelda ! aku tidak mau, beberapa bulan lagi, aku harus kembali, kamu jangan berbicara begitu! “ jawabku menolak . “ Ya, baiklah, aku turuti saja, yang penting kamu bisa menerima semua dengan ikhlas, dan senang hati, “ jelas Imelda sambil tersenyum padaku. Dia memang begitu cantik .

            “ Ting..Tong..La..La..Ting..Ting “ bunyi bel rumah Imelda. “ Itu pasti bundaku, “ jawabku spontan.  “ He..he.. tidak apa Gab, aku cuma pesan satu untukmu. Kejujuran adalah segalanya. Dengan jujur, kamu bisa tenang, oke ! “ jelas Imelda. “ Oke, kamu memang sahabat yang selalu bisa menasehatiku, “ kataku sambil memeluk Imelda. “ Gabriella, cepat, sudah malam, jangan lupa pamit dan mengucapkan terimakasih pada ayah dan bunda Imelda, juga Imelda, “ tegur bunda. “ Baik bunda. “ Aku langsung melaksanakan yang diperintahkan bunda. “ Gabriella Riziella, jangan lupakan aku, maaf aku tidak bisa mengantarkanmu besok,“ kata Imelda lembut sambil meneteskan air mata. “ Iya, hubungan kita jangan sampai putus ya sobat, aku titip salam untuk semua teman di sekolah sweet school, karena besok aku tidak bisa ke sekolah, ” kataku. “ Oke, da..da.. sampai jumpa Gabriella Riziella, “ teriak Imelda saat aku sudah berangkat menuju rumah.“ Iya, da..da.. “ Huh, kenapa ini harus terjadi ? Tidak rela ! Sangat tidak rela ! aku belum sempat mengucapkan kata sampai jumpa pada guruku, dan semua temanku di sekolah. Apalagi aku harus meninggalkan Imelda, dan Indonesia tercinta ini. Tapi , ya , sudahlah, apa lagi yang bisa kuperbuat, menolakpun tak mungkin.

            “ Ya Tuhan, ampunilah aku atas semua kesalahanku pada Imelda, aku tidak menyangka hari ini adalah hari terakhir aku melihat wajahnya yang selalu ceria. Entah berapa bulan lagi aku bisa bertemu lagi dengannya. Aku percaya ini adalah jalan yang terbaik untukku dan untuk Imelda. Berikanlah aku kekuatan ya Tuhan, Amin. “ Hanya itu yang bisa kupanjatkan ke hadirat-Nya. Air mataku berlinang tanpa henti, berat rasanya jika aku harus meninggalkan Imelda. Hati ini begitu sesak sekali. Huh, sabarlah Gabriella Riziella. Hm, dari pada aku larut dalam kesedihanku, lebih baik aku tidur saja. Selamat malam Indonesia, semoga bermimpi indah .

            “ Sayang, ayo cepat, kita harus segera menuju bandara ! “ teriak bunda dari luar kamar. Kenapa sih begitu cepat ? aku tidak bisa membayangkan jika aku sudah disana, aku pasti akan pusing, setres, dan diam tampa teman, kamu tahu kenapa ? Ya, karena aku tidak bisa berbahasa Inggris, bisa sih, tapi hanya sedikit – sedikit saja, itupun masih patah – patah, dan bahasanya tidak teratur. Aku punya kemampuan berbahasa Indonesia, Jawa dan Jepang, tapi kenapa ayah tidak dipindah tugaskan ke Jepang aja ? Kenapa harus ke Amerika ? Kan pusat perusahaan ayah di Jepang ? Sungguh teka – teki yang unik. Pasti kamu merasa aku aneh, karena aku bisa menasehati diriku untuk sabar, tapi diriku juga tidak bisa dinasehati, inilah Gabriella Riziella. “ Gabriella ! jangan melamun, sadar, nanti kesambet loh. “ tegur bunda yang ternyata ada dihadapanku. “ Hahahaa, bunda kok bisa disini ? Maaf bunda, aku masih cinta Indonesia dan isinya, hehe. “ kataku sambil memasang muka memelas. “ Iya sayang, kita pasti tidak terlalu lama, tidak sampai puluhan tahun disana, nanti kalau Tuhan sudah mengijinkan, pasti kita akan kembali ke Indonesia lagi, sudah, jangan melamun lagi. “ jelas bunda sambil mengelus rambutku. “ Baik bunda, Gabriella ganti baju dulu ya, “ bunda hanya tersenyum padaku. Bangganya aku memiliki bunda sepertinya, yang selalu memberi semangat padaku. Ayah juga seperti itu, ia selalu memberiku semangat setiap hari. Oh, sungguh keluarga yang sangat berbahagia, hehe .

            Garuda Indonesia dengan nomer penerbangan 0131 tujuan Jakarta – Amerika Serikat, segera diberangkatkan. Nah..kan.. da..da.. Indonesiaku, da.. Imelda, da.. semuanya, dan.. selamat datang Amerika. Huh, semoga aku tidak lama tinggal disana, membosankan. “ Ayo nak, cepat naik ke pesawat ! “ tegur bunda. “ Gabriella, kamu tidak boleh sedih, orang yang kamu tinggalkan di Indonesia pasti tidak akan pernah melupakanmu, nikmatilah kehidupanmu yang baru, selalu ingat pada Tuhan, itu pesan Ayah, “ kata ayah. Aku hanya bisa tersenyum padanya. Pesawatkupun lepas landas, da..da.. Indonesia, aku pasti kembali .

            “ Welcome to America “ jika hanya tulisan seperti itu aku masih bisa mengerti, hehe. Aku melihat tulisan itu setelah satu hari di pesawat, lelah rasanya. Pesawat yang kunaiki adalah pesawat terbaru, mampu melakukan perjalanan dua hari non-stop, hebat kan ? Iya hebat, pesawatnya kan tidak capai, penumpangnya nih, salah satunya Gabriella Riziella asal Indonesia, haha . Kata bundaku, aku akan bersekolah di America School, katanya sih sekolahnya bagus, tapi kalau sekolahnya bagus tapi aku tidak mengerti, ya, samimawon, tahu arti samimawon ? Itu bahasa Jawa, artinya sama saja. Aku memang pandai berbahasa Jawa. Aku cinta bahasa daerah asal Indonesia, sangat unik dan beragam. Sekarang aku harus menghadapi bahasa yang tidak aku mengerti, meskipun dulu sekolahku bertaraf internasional, dan diajarkan banyak bahasa dari seluruh dunia. Hanya satu pelajaran yang paling susah aku pahami, yaitu bahasa Inggris. Aku memang harus giat belajar kali ini. Besok aku mulai sekolah, semoga aku bisa mengerti apa yang dijelaskan, amin . 

Akhirnya aku sampai rumah juga. Rumah yang baru, sangat bersih, begitu juga dengan lingkungan sekitarnya. Rumahku disini hanya pinjaman perusahaan ayahku, tidak terlalu besar, cukup untuk kami ber-tiga. Kalau ke Amerika jangan lupa mampir ke rumahku, tapi jika aku belum pulang dari sini, hehe. Sekarang aku mau tidur ah, sudah malam, selamat malam, semoga bermimpi indah .

            “ Lala..la..la.. go to school “ mulailah belajar bahasa inggris sejak sekarang Gabriella Riziella, hehehee. Tidak sekolahku yang di Indonesia, tidak yang di Amerika semuanya pasti ada tulisan “ School“ heran aku . “ Good morning students, how are you today ? Fine ? Okay. Now, we talk about introductions, please open your book page nine ! “ aduh, tuh kan, apa artinya ? aku tidak tahu nih, ngomongnya cepet lagi, kalau pelan – pelan mungkin aku masih bisa mengerti sedikit- sedikit. Masa gurunya tidak sadar sih kalau aku bukan orang Amerika ! Aku tidak bisa berbahasa sepertinya ! Maksudku berbahasa Inggris, memusingkan kepalaku saja ! Aku yang salah atau beliau yang salah ya ? Ah pusing ! “ Gabriella Riziella, come here ! Please introduce your self ! “ Ya ampun, apa lagi nih ? Apakah ia memanggilku ? Tapi apa maksudnya ? Aku hanya bisa diam, dan guru itu terus memandangiku, tapi akhirnya dia membuka semacam daftar nama, yang disana namanya students book. Kali ini aku tidak berharap ia mengucapkan kata come here dan sebagainya. Bermenit - menit berlalu. Teman – teman yang lain hanya bisa duduk manis. Akhirnya guru itu melambaikan tangannya dengan maksud memanggilku. Mau diajak kemana aku ini ?

 “ Head Master “ ada papan bertuliskan itu, sepertinya ini adalah ruang kepala sekolah. “ Selamat Pagi Gabriella, saya kepala sekolah disini, “ sapa beliau. “ Oh iya pak, saya Gabriella, bapak bisa berbahasa Indonesia ? “ kataku sambil berjabat tangan dengannya. “ Iya, bapak berasal dari Indonesia, bapak dipindahtugaskan ke sini. Dulu bapak menjadi kepala sekolah di sekolah Sweet School. Sekolah itu bercabang ke seluruh dunia. Bapak di pindah ke sini karena kepala sekolah di sini dipecat karena ada suatu masalah, begitu nak, “ jelas kepala sekolah itu . Ya, ampun, ternyata beliau adalah mantan kepala sekolahku ! Tapi mengapa aku tidak mengenalnya ya ? Yang aku kenal hanya Ibu Sulistyowati, Bapak Herman Santosa, Bapak Nobhi dan Sensei Zizhuka hanya itu, atau mungkin beliau adalah kepala sekolah sebelum aku masuk sekolah sweet school, tapikan TK, SD, SMP dan SMA jadi satu, dan kepala sekolahnya juga satu. Perwalian sekolah baru banyak. Jika beliau menjadi kepala sekolah sebelum aku masuk sekolah sweet school, berarti sudah  delapan tahun yang lalu, tapi beliau masih kelihatan muda, jika kutebak, umurnya masih 30 tahun, masa dia menjadi kepala sekolah saat ia berumur 22 tahun ? Peraturan di sekolahku yang dulukan kepala sekolah minimal 27 tahun keatas , ah, membingungkan aku saja. “ Kenapa nak ? Kok melamun ? “ tanya beliau sambil memasang muka bingung. “ Oh, tidak apa pak, saya hanya heran, sejak kapan bapak menjadi kepala sekolah di sekolah Sweet School ? Karena saya di Indonesia bersekolah di sana, sejak saya TK,” jelasku. “ Oh, begitu, saya mengerti, pasti kamu bingung karena kamu tidak pernah mengenal saya ya ? Saya sudah dipindah tugaskan sejak 12 tahun yang lalu, karena itu mungkin kamu tidak melihat saya, “ jelas beliau. “ Wah, hebat, tapi bapak masih terlihat muda, sedangkan peraturan sebagai kepala sekolah disana harus berusia 27 tahun ke atas, itu yang membuat saya bingung, “ kataku. “ Hehe, bapak sudah berusia 43 tahun, nak. Ya sudah, sekarang bapak mau bertanya, apa kesulitanmu belajar di sini ? “ tanya kepala sekolah itu. “ Hmm, saya kurang memahami bahasa Inggris. Sejak TK saya memang sudah diajarkan berbagai bahasa, seperti bahasa Prancis, Jepang, Mandarin, Melayu, Inggris, Ibrani, dan yang lainnya, tetapi saya paling susah memahami bahasa Inggris. Apakah bapak bisa membantu mendampingi saya dalam belajar ? “ jelasku panjang lebar. “ Tentu, baiklah, saya akan mendampingimu, sekarang kamu boleh pulang, dan setiap pelajaran yang hari ini dijelaskan di kelas, akan saya jelaskan nanti dirumahmu. Oke, saya tunggu pukul 16.00. Selamat pagi, hati – hati dijalan.” Ternyata kepala sekolah di sini sangat ramah ya, aku senang. Aku hanya bersalaman dan mengucapkan terimakasih lalu pulang. Disini aku tidak merepotkan bunda lagi. Aku bisa berjalan kaki ke rumah, jarak rumahku dengan sekolah sangat dekat sekali. Aku jadi tidak sabar menunggu kehadiran pak guru. Eh iya, aku lupa menanyakan namanya, nanti deh aku mau tanya, semoga ingat, hehe.

            Aduh, pak guru kok lama sekali ya ? Aku sudah siap nih, sudah lebih setengah jam lagi . “ Ting.. Tong..” hore! Itu pasti pak guru !, “ Sore pak, “ sapaku. “ Good evening, how are you today ? Now we talk about introductions, please introduce your self. “ huh, sepertinya dia hanya mengerjaiku, kan aku tidak mengerti , menyebalkan! “ Pak.. saya.. tidak.. mengerti.. “ kataku pelan. “ Hahahahahaa, kamu ini, belajar dong. Iya, nanti kamu pasti bisa, yang penting mau berusaha. Oh iya saya belum memperkenalkan diri, my name is Denny Meghaton Mamelas, panggil saja saya Pak Denny, Gabriella. “ Wah, benarkan bapak ini mengerjaiku ! Sebelum aku bertanya ternyata beliau sudah menyebutkan namanya. Namanya Pak Denny, aku jadi ingat si Denny, sahabatnya Merisko, anaknya sih pintar, tapi benar – benar tidak mau mengampuni orang. Heran aku, padahal Tuhan sudah mengajarkan kita untuk mengampuni orang yang bersalah kepada kita, benar kan ? Tetapi ia tidak mau. Memang aneh, tapi ya sudah, tidak apa. Hanya Tuhan yang mampu melembutkan hatinya. Sudahlah, nama boleh sama tapi jangan sampai sikapnya sama, hehe. “ Kamu kenapa sih ? dari tadi melamun terus, mikirin siapa tuh ? hehe, atau ada yang aneh dari bapak ? “ tanya Pak Denny. “ Oh tidak pak, maaf. Mari kita mulai belajar, saya sudah tidak sabar lagi, hehe. “ Aduh, aku ini memang anak yang terlalu banyak pikiran, yang membuat kepalaku pusing setiap hari, lama – lama aku bisa depresi nih .

            “ Ya, belajar kali ini sudah dulu, kita lanjutkan besok. Seterusnya juga seperti ini ya. Jangan lupa belajar juga lagi, dan jangan lupa berdoa. Tuhan pasti memberikan kemampuan yang lebih padamu, “jelas Pak Denny. “ Baik pak. Terimakasih, Tuhan Memberkati. Hati – hati di jalan ya pak. “ Huh, selesai juga. Pak Denny tersenyum padaku dan pamit pada orang tuaku. Ternyata belajar juga butuh perjuangan ya, baru dua hari di Amerika aja bosen, apa lagi berbulan – bulan, gak bisa kubayangkan lagi.

             Setelah keputusan pak Denny keluar, yaitu tentang aku. Aku hanya bersekolah seminggu 3 kali. 3 bulan setelah hari ini. Enak bukan? Enak sih, tapi temanku pasti sedikit. Aku masih harus dibimbing sendiri, dengan cara sekolah rumah, artinya sekolahnya di rumah gitu. Semoga aku masih bisa mengikuti jejak teman – temanku yang lain, amin .
3 Bulan kemudian …
            Sudah 3 bulan aku di Amerika. Bahasa Inggrisku sudah lumayan lancar. Aku sudah mulai masuk sekolah seminggu 3 kali. Aku jadi tidak sabar. Aku mau mandi dulu, setelah itu berangkat sekolah, menikmati sekolahku yang baru ini, hehe .

            “ Good morning, what’s your name?  Are you Gabriella ? “ sapa seorang anak. “ Morning, yes I am Gabriella, what’s your name ? “ sapaku kembali sambil bersalaman dengannya. “ I am Winston Razxinqi, but you can call me Winston. “ Anak ini sangat manis, tampan, dan sangat ramah. “ Oh, nice to meet you Winston. I wont go to class now, see you letter. “ Aduh bener gak ya kata – kataku tadi, semoga bener. “ Okay.“ Aku sudah punya satu teman disini nih, senangnya hatiku. “ Hi ! Are you Gabriella ? Do you from Indonesia ? “ tanya seseorang saat aku memasuki kelasku. “ Yes, Iam Gabriella, from Indonesia “ jawabku percaya diri. “ Hai, aku juga dari Indonesia. Aku dipilih untuk mengikuti pertukaran pelajar. Aku tidak sendiri, aku bersama Winston Razxinqi, Mary Zangela Olivia, Michelle Triposa Angelica, Angela Quinsqi, Garry Van Joseph, Raqa Zaqnata Junior, dan aku Graciella Valencia. Tapi bisa dipanggil Winston, Zangela, Michelle, Angela, Joseph, Raqa dan aku Graciella. Nanti aku kenalkan dengan yang lain deh, hehe. “ Ternyata mereka adalah siswa yang mengikuti pertukaran pelajar. “ Wuih, kalian pasti sangat pintar. Aku tadi bertemu dengan Winston, ia menyalamiku. Ternyata ia juga seorang dari kalian. Senang berkenalan denganmu, “ kataku sambil berjabat tangan dengannya. Dia anak yang baik. Dia benar – benar mengenalkanku pada teman – temannya itu, termasuk Winston, dan kami bersahabat .

            Tidak terasa kami sudah menjalani persahabatan ini selama 2 bulan, mereka sangat seru, tidak beda jauh dengan Imelda. Mereka mengajarkan aku bahasa Inggris, dan membagikan ilmu mereka kepadaku. Sungguh persahabatan yang sangat – sangat indah. Eh iya, hari ini aku di ajak ke America Mall, bersama mereka ber - tujuh, aku diijinkan oleh bunda dan ayahku asal tidak pulang terlalu malam. Sekarang aku mau siap – siap karena aku mau dijemput sama mereka, hehe.

            “ Kita ke time zone aja yuk ! “ kata Winston. “ Ah, like a children, let’s go to food court ! “ tolak Michelle. “ Ah, kamu ini makan aja maunya ! “ kata Raqa dengan kesal. “ Sudahlah, tidak apa makan, perutku sudah ber-bunyi, “ kata Zangela menyetujui usul Michelle. “ Ya sudah, “  jawab Raqa dengan pasrah. “ Ah, Raqa kalau sudah Zangela yang bilang pasti diem, hehe, “ usil Angela. “ Raqa kan memang begitu, he..he.. ! “ Kasian Raqa, tadi sama Angela sekarang sama Joseph. “ Sudah.. sudah, jangan berantem, kaya Gabriella nih lo, diem aja, hehe. ” Aku dipuji sama Graciella nih, jadi malu, haha. “ Eh, siapa juga yang berantem, saya hanya perang kata – kata. “ Haha, mereka juga lucu, kelihatan seperti berantem tapi pada dasarnya hanya bercanda. Mereka tidak pernah berantem, semua rukun, cantik, ganteng, lucu, pinter lagi. Senang aku bisa berteman dengan mereka. Tapi aku tidak melupakan Imelda kok, dia tetap sahabatku, sahabat selamanya, aku juga masih berhubungandengannya.

 Akhirnya sampai juga di food court, laper nih, makan apa ya, emm, steak and orange juice saja deh. Aduh, aku lupa bawa dompet nih, gimana dong, malu kalau minta, gak enak. Eh, kebetulan uang Raqa jatuh, lumayan 20 dolar, ambil ah. Utung tidak ketahuan, hampir saja terlihat oleh Joseph. 

            “  Teman – teman, uangku hilang 20 dolar, dimana ya ? Ada yang lihat tidak ? “ kata Raqa. Aduh, gimana nih, bisa – bisa aku ketahuan. “ Hayo, ada yang mengambil ya ? “ rayu Michelle. Gimana nih, udah keluar keringat dingin lagi. “ Kenapa Gab ? Kok kamu gugup ? Jangan – jangan kamu yang mengambil ya ?” kata Winston. Gimana ya ? Jawab gak ? “ Eng..Engg..Enggak, bukan aku yang mengambilnya, jujur deh. “ Huh, untung saja. “ Eh, kok di tas Gabriella ada uang 20 dolar ? bukannya kamu tidak mempunyai uang 20 dolar ? Bukannya semua uangmu 10 dolar semua ? Kan hanya uang 10 dolar saja yang boleh kamu bawa kata bundamu. Jujur deh Gab, kami semua paling tidak senang dengan pembohong ! “ Teman - teman yang lainpun berteriak – teriak, aku hanya bisa diam saja. “ Apa sih maumu Gab ? kalau mau meminjam bilang saja ! Aku paling benci dengan pencuri dan pembohong !“ kata Raqa padaku. Apa yang bisa kulakukan sekarang ? Aku hanya bisa lari tanpa arah, Zangela mengejarku. Akhirnya aku tertangkap juga, mereka semua marah padaku, aku sungguh – sungguh menyesal, mereka semua memusuhiku. Aku jadi teringat pada kata – kata Imelda. Karena aku tidak jujur aku menjadi gusar, gelisah, dan tidak tenang. Ya Tuhan, ampunilah aku, apa yang bisa aku lakukan lagi, aku tidak mungkin berbicara dengan Imelda, aku tidak mau mengecewakannya. Tadi pada saat aku lari Zangela berkata padaku, “ Gab, kamu minta maaf saja pada mereka, siapa tahu mereka mau memaafkanmu, dan kamu harus berjanji tidak mengulanginya lagi. “ Tapi aku juga sudah melakukan apa yang dikatakan Zangela, yang kudapat tetap sama tanpa perubahan, apa memang ini belum waktunya untuk mereka memaafkanku ? Aku capai begini terus.

            “ Raqa, aku minta maaf ya, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi, bener deh,” kataku sambil meneteskan air mata. “ Ya sudahlah, dari pada aku menyimpan dendam padamu, aku maafkan, tapi kamu harus janji tidak mengulanginya lagi pada siapapun, lebih baik kamu terbuka dan jujur jika kamu membutuhkan uang dan jika kamu bersalah jujurlah, kami pasti tidak akan marah padamu, dengan kejujuran, kamu pasti tidak begini, kamu pasti tenang. Janji ya ! “ jelas Raqa. “ Iya aku berjanji, aku sangat menyesal, aku mau belajar jujur dengan apapun yang aku butuhkan, dan atas semua kesalahanku. “  Ya, untunglah, Tuhan masih memberiku kesempatan lagi, biar aku boleh berubah. Benar kata Imelda. Ya Tuhan ampunilah aku ini dan terimakasih, kalau aku masih bisa bersahabat dengan teman – temanku yang ada di Amerika ini, amin. 
3 Bulan kemudian …
            Tidak  terasa, sudah 6 bulan aku disini, untung hubunganku dengan Imelda tidak pernah terputus. Kok ada yang getar ya ? Eh, ternyata HP-ku. Imelda ? Ada apa ya ? Tumben dia menelefon. “ Hai,Gabriella, apa kabar ? Kangen tahu, kalau cuman chat sama sms saja bosen, kepingin mendengar suaramu sayang, hehe, “ sapa Imelda. “ Ih, siapa kamu ? Aku tidak mengenalmu ! “ jawabku menipu. “ Ah, kamu gitu dah ya.. “ Lucu ya dia, gak pernah berubah. “ Hahaa, iya – iya, aku tidak mungkin melupakanmu Imeldaku, aku baik – baik saja disini, tapi, aku disini tidak masuk sekolah selama 6 bulan, aku sekolah rumah, maksudnya sekolah dirumah, masih dibimbing selama 6 bulan hanya saja setiap seminggu 3 kali aku harus ke sekolah untuk penyesuaian diri, minggu depan aku baru mulai masuk ke sekolah dengan normal, “ jelasku. “ Ih, kok enak ? Ikut dong, hehe, iya, hati hati yaa. Ingat pesanku, kejujuran itu segalanya, jangan pernah berbohong ya, biar hidupmu selalu tenang, oke . Eh, maaf ya, pulsaku mau habis. Besok kita lanjutin lagi. Sekarang lewat facebook aja ya. “ Huh, Imelda, cepet banget. Tapi tidak apa deh, yang penting aku masih bisa mendengarkan suaranya. “ Oke, tapi sekarang aku mau sekolah rumah, hehe, besok siang aja ya, oke ! “ Kok tidak di jawab sih. “ Hallo.. hallo.. IMELDA ! “ Duh, ada apa ini …

 “ Bunda ! kenapa Imelda tidak menjawab perkataanku lagi ? “ tanyaku sambil meneteskan air mata.  “ Mungkin sudah ia matikan, atau lupa mematikannya sayang, “ hibur bunda. “ Tidak bunda, tadi aku masih terhubung dengannya, perasaanku tidak enak pasti ada sesuatu. “ Air mataku menetes tiada henti. Tiba – tiba, HP-ku berbunyi, ternyata Imelda, “ Sayang, ini Tante Elisha, bunda Imelda. Imelda pingsan sayang, sekarang Imelda di rumah sakit, bantu doa saja ya sayang. “ aku juga sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ya Tuhan, apa yang terjadi? Aku punya ide aku bilang saja Imelda kritis biar aku diijinkan ke Indonesia, karena hanya itu yang bisa kulakukan untuk merayu bundaku ini, “ Bunda ! Bunda Imelda tadi menelponku, katanya Imelda pingsan, dan dirumah sakit, ia kritis, bunda, aku mau ke Indonesia sekarang juga, tolonglah bunda. “ aku hanya berharap bunda menyetujuinya. “ Hah ? baiklah nak, karena Imelda sahabatmu dan tante Elisha sahabat bunda, bunda usahakan, kamu tunggu saja ya, berdoa ya. “ Hore, diijinkan. Ayo, cepatlah! “ Baik nak, bunda sudah memesan tiket 2 untuk ke Indonesia, pukul 16.00 sore ini. Sekarang kamu siap – siap, bunda sudah ijinkan kamu pada Pak Denny, dan juga ayah. Cepat ya nak, “ seru bunda sambil meneteskan air matanya. Aku langsung buru – buru dan berangkat menuju bandara bersama bundaku tercinta. “ Nak kita sudah mau berangkat, kamu tidur saja dulu, biar besok di rumah sakit tidak mengantuk, oke !“ nasihat bunda. “ Iya bunda, “ jawabku sambil mencium keningnya .

            “ Hallo, Elisha, Imelda masuk rumah sakit mana ? “ tanya bunda pada Tante Elisha melalui telefon, “ Di rumah sakit Prima Jaya nomer 113. “ Aduh, gimana ya keadaan Imelda? Semoga ia tidak benar – benar kritis. “ Nak, berdoalah untuk Imelda ya “ kata bunda. “ Pasti bunda, “ jawabku .

            “ Elisha, gimana Imelda ? “ Kalimat pertama yang ditanyakan bunda pada tante Elisha saat kami tiba di rumah sakit. “ Imelda mendadak kritis, mari sihlakan duduk, saya ceritakan. “ kata tante Elisha , ia meneteskan air mata tiada henti. “ Lho, Elisha, kata Gabriella, bukannya Imelda memang kritis ? “ Aduh, gimana nih, ketahuan, ih. “ Oh tidak, dia sebelumnya hanya pingsan biasa, tapi sekarang dia menjadi drop keadaannya. “  Yah kan, aku langsung diomeli bunda, “ Gabriella ! apa yang kamu katakan ? Jangan belajar bohong ya ! Selama di Amerika bunda juga sudah melihat perilakumu, kamu sering bohong ! Terutama tentang kamu mengambil uang Raqa, tapi untung bunda masih tunggu waktunya untuk menasehatimu ! Sekarang kamu telah membohongi bunda kalau Imelda kritis ! Apa maksudmu membohongi bunda ? “ marah bunda. “ Bi..biar.. aku boleh ke Indonesia menjenguk Imelda, bunda, “ kataku terpatah- patah. “ Kalaupun kamu tidak berkata Imelda kritis, bundapun tetap akan ke Indonesia. Setiap kata – katamu itu doamu, apa yang kamu katakan bisa terjadi, makanya jaga mulutmu, jangan sembarangan berbicara ! Jangan belajar jadi penipu, jadi pembohong ! Kamu ingat nasihat Imelda, kejujuran adalah yang segalanya, ingat itu ! Ingat, bunda tidak mau mendengar cerita dari teman – temanmu lagi, jika kamu sering menipu dan berbohong ! Jangan lupa minta ampun pada Tuhan ! “ jelas bunda. “ Iya bunda. “ Hanya itu yang bisa kukatakan. “ Sudahlah, tidak apa , mungkin dia memang salah, tetapi dia sangat ingin ke Indonesia sehingga dia salah tingkah, yang penting Gabriella tidak boleh mengulanginya lagi ya, “ kata Tante Elisha. “ Iya tante, maafkan Gabriella, Gabriella sudah berbohong dan mengatakan yang tidak benar tentang Imelda. “ Aku meneteskan air mata tiada henti. 

            “ Ibu, apakah ibu adalah bunda dari Imelda Natasya ? “ tanya seorang perawat di rumah sakit itu kepada tante Elisha. “ Iya benar, ada apa, sus ? “ tanya tante Elisha dengan muka bingung, dan meneteskan air mata tiada henti. “ Maaf.., Ibu harus sabar ya ,bu. Imelda sudah dipanggil Tuhan. Mari kita ke ruangan Imelda. “ kami semua berteriak menangis, dan bertanya pada Tuhan, mengapa secepat ini ? Kami melihat Imelda terbujur kaku. Ya, Tuhan, mengapa aku tidak bisa mengucapkan kata – kata terakhir dihadapannya ? Walaupun aku sudah berbahagia bisa bersahabat denganya, dan memperoleh nasihat – nasihat darinya, hati ini sangat menolak sekali ! Aku berkata pada tante Elisha dan bundaku, “ Bunda, tante, maafkan aku atas semua kesalahanku selama ini, aku bangga memiliki sahabat seperti Imelda, dan mungkin ini adalah jalan yang terbaik, kita memang harus tabah. “ Mereka tersenyum dan memelukku. Aku hanya bisa memegang tangan Imelda dan menangis. “Imelda, aku akan selalu mengingat perkataanmu, kejujuran adalah segalanya, maafkan aku, jika selama ini aku hanya berkata ‘Iya’ dihadapanmu namun sebenarnya aku tidak pernah mengikuti nasihatmu, aku sering berbohong, aku sering menipu teman – temanku, aku tidak pernah menanamkan kejujuran dalam hidupku, sekarang aku sadar, dan aku mau berubah, i love you Imelda, selamat jalan.. “ Aku menyadari semua kesalahanku, hobiku ialah berbohong, mulai sekarang, aku akan meminta maaf pada semua orang yang kubohongi, dan benar – benar tidak mengulanginya lagi, aku benar – benar menyesal, sangat menyesal, berbohong hanyalah bisa untuk menyakiti, menyiksa diriku sendiri, membuatku dihina, membuatku dimarahi dan membuat namaku rusak dimata orang lain. Aku mau berubah, aku ingin menjadi berkat ditengah – tengah masyarakat, dan menjadi Gabriella Riziella yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar